Pages

Kamis, 31 Desember 2009

Riset Pemasaran

Tahap-tahap Melakukan Riset Pemasaran

Monday, 12 May 2008 Untuk menyediakan informasi yang dapat diandalkan, riset pemasaran menggunakan metode yang sistematik dan obyektif. Sistematik dan obyektif mengandung arti bahwa riset pemasaran menggunakan beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis sehingga hasilnya dapat diterima atau dipahami semua pihak. Penggunaan beberapa tahap dalam riset pemasaran ini diperlukan untuk menjamin agar informasi yang dihasilkan benar-benar valid. Namun demikian perlu dipahami bahwa tahap-tahap dalam riset pemasaran tidak bersifat baku sehingga tahapan di sini dimaksudkan sebagai kerangka yang memudahkan dan menjamin hasil riset sesuai dengan yang diharapkan.

Riset pemasaran terdiri dari 10 tahap yaitu:

1. Menetapkan masalah riset

Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh periset dalam menetapkan masalah riset adalah:
1. Memperoleh pandangan klien mengenai masalah yang sebenarnya terjadi
2. Mempertimbangkan sumber dan jenis informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh klien
3. Mengkombinasikan masukan informasi dari pihak klien dengan periset
2. Penentuan desain riset

Desain riset akan menggambarkan perencanaan yang akan dilakukan dalam riset dan mengacu pada masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada tahap inilah periset perlu merinci dengan detil prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menjawab masalah riset dan menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pengambilan keputusan

Terdapat tiga jenis desain riset, yaitu:
1. Eksploratori à tujuan utama riset adalah untuk memperoleh pandangan yang mendalam dan menyeluruh mengenai masalah yang sebenarnya dihadapi perusahaan. Jadi informasi yang dicari sekedar untuk mengetahui permasalahan dasar.
2. Deskriptif à tujuan utama riset adalah untuk menggambarkan sesuatu
3. Kausal à tujuan utama riset adalah untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti
3. Metode pengumpulan data (primer atau sekunder)

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan langsung oleh periset untukmenjawab masalah risetnya secara khusus
Cara mengumpulkan data primer adalah dengan:
1. Wawancara
2. Focus group discussion
3. Teknik proyeksi
4. Survei
5. Observasi
6. Eksperimen

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh periset sendiri. Artinya, periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (kadang sudah berbentuk informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkannnya di lapangan.
4. Penentuan desain pertanyaan, skala dan alat analisis

Pada tahap ini periset perlu melakukan tiga aktivitas sebagai berikut:
1. Merancang pertanyaan atau kuesioner yang akan ditanyakan kepada pihak yang disurvey. Pertanyaan dalam kuesioner dapat bersifat terbuka ataupun tertutup
2. Merancang skala penilaian hasil kuesioner
3. Merancang alat analisis yang akan digunakan dalam menilai kuesioner
5. Menentukan metode pengambilan sampel dari populasi yang diteliti
6. Penulisan dan penyampaian proposal riset.

Pada tahap ini periset menyiapkan dokumentasi yang berisi:
1. Ringkasan eksekutif yang menyampaikan poin utama yang akan dijalankan dalam riset
2. Latar belakang masalah
3. Penentuan masalah dan tujuan riset
4. Pendekatan terhadap permasalahan dengan menampilkan literatur, teori atau pendekatan yang akan digunakan sebagai rujukan riset
5. Desain riset yang mencakup jenis data yang akan dikumpulkan dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
6. Analisis data dengan menguraikan cara menginterpretasikan data yang akan dianalisa
7. Pelaporan yang akan dihasilkan dari riset tersebut
8. Waktu dan biaya riset
9. Lampiran-lampiran yang diperlukan dalam riset, misalnya: format kuesioner
7. Pengumpulan data
8. Pengeditan, pengkodean, dan penginputan data
9. Analisis dan penginterpretasian hasil riset
10. Penulisan dan penyampaian laporan akhir


Referensi :
- Written by Cut Haji Muna Kartika
Monday, 12 May 2008
- http://www.midas-solusi.com/knowledge-space,en,detail,39,tahap-tahap-melakukan- riset-pemasaran

Citra Produk


CITRA proXL DI MATA PELANGGAN

Di Indonesia terdapat lima operator selular yang mana tiga diantaranya merupakan operator selular terbesar dan bersaing ketat, diantaranya yaitu: Excelcom, Satelindo GSM, dan Telkomsel. Sedangkan dua operator selular lainnya yaitu Lippotelekom dan Indosat-M3 masih merupakan pendatang baru dalam persaingan ini.
Persaingan antar operator selular tersebut selalu mencoba mengungguli satu dengan lainnya. Persaingan inilah yang menjadikan mereka selalu berlomba-lomba untuk meningkatkan mutu fasilitas dan pelayanan mereka. Dimana persaingan ini terjadi karena masing-masing operator selular tersebut bertujuan untuk merebut pelanggan yang terbanyak.

proXL adalah sebuah produk dari operator selular Excelcom bersistem GSM (Global Satelite for Mobile Communication), yang mempunyai slogan “Tak Hanya Bicara” ini mempunyai arti bahwa fasilitas yang dimiliki oleh proXL tidak hanya terbatas pada pembicaraan konvensional saja, tetapi juga mencakup fasilitas SMS (Short Message Service), Mobile Banking (merupakan kerjasama proXL dengan m-BCA), dan fasilitas lainnya. Selain itu pula proXL menyedikan fasilitas pelayanan isi ulang elektronik yang mana fasilitas ini tidak dimiliki oleh operator selular lain.

Dari latar belakang tersebut diadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana citra proXL di mata pelanggan, yang mana penelitian ini dilakukan pada mahasiswa UMM yang menjadi pengguna kartu selular tersebut.
Citra adalah hal yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Citra berkaitan erat dengan persepsi, sikap (pendirian), dan opini orang perorangan dalam kelompok publik. Citra produk adalah gambaran khusus yang diperoleh konsumen mengenai produk yang masih potensial maupun yang sudah aktual. Citra produk/barang dapat terbentuk dari berbagai macam hal, misalnya : pengalaman langsung dari konsumen yang pernah memakai/mencoba produk tersebut, perbandingan yang dilakukan oleh konsumen yang pernah memakai produk/barang, kisah-kisah dari teman, keluarga tentang baik buruknya produk tersebut.

Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti menggunakan sampel Aksidental (Actidental Sampling) yang mana ditemukan jumlah sampel sebanyak 27 orang mahasiswa UMM dari berbagai macam fakultas. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dalam bentuk tabel-tabel, prosentase, dan tabulasi frekuensi, dengan cara memberikan makna pada tabel yang tersaji.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penilaian responden terhadap citra proXL adalah positif. Asumsi ini disebabkan beberapa faktor yakni : fasilitas dan pelayanan proXL yang lebih banyak, modern, dan canggih, dan juga proXL dinilai cocok bagi semua kalangan baik kalangan eksekutif, mahasiswa, ibu rumah tangga, maupun kalangan lainnya.

Namun citra yang positif ini tidak terlepas dari faktor-faktor lainnya yang malah cenderung tidak mendukung citra tersebut. Masalah signal yang lemah masih menjadi kendala utama bagi responden jika mereka berada di dalam ruangan, daerah-daerah tertentu atau kota-kota kecil. Selain itu pula responden merasa keberatan dengan pemberlakuan tarif pulsa proXL yang lebih mahal jika dibandingkan dengan operator selular lain. Meskipun faktor-faktor yang menjadi kendala tersebut dapat ditutupi oleh pihak proXL dengan promosi/publikasi secara besar-besaran.


Referensi :

- http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-sitifahrin-283
- Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2003-06-10 10:56:10
Oleh : Siti Fahrina (97220103 ), Social Science
Dibuat : 2003-06-10, dengan 3 file

Senin, 16 November 2009

Gaya Hidup Masyarakat Dalam Membeli Produk Mie Instan Indomie


Saat ini kecenderungan pada sebagaian masyarakat dalam kebutuhan akan karbohidrat tidak hanya terpenuhi hanya dengan mengkonsumsi nasi. Adanya tuntutan bahwa segala sesuatu harus serba cepat dan praktis, maka mie instant menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan pangan tersebut. Hal ini terjadi karena selain praktis, harga mie instant terbilang relatif murah, dan tersedia dalam berabagai macam pilihan rasa, selain itu mie instant juga banyak tersedia di mana-mana.

Perubahan gaya hidup acap mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian hari produk ini kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya terjangkau, mie instan juga cukup mengenyangkan perut. Apalagi bila hidup jauh dari orang tua, mie instan tentu menjadi pilihan utama.

Mie instant merupakan salah satu jenis makanan yang paling populer di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Dengan berkembangnya produk mie dan teknologi pembuat mie maka semakin banyak jenis mie instant yang beredar di pasaran, salah satunya adalah mie instan Indomie dari Indofood. Saat ini, Indofood masih merajai pasar mie instan di Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan mie instan terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus.

Satu bungkus Indomie standard memiliki massa 85 gram, dan terdapat 2 sachet berisi 5 bumbu-bumbuan yang disertakan, yaitu kecap manis, saus sambal, minyak palm, bubuk perasa dan bawang goreng. Indomie juga tersedia dalam versi jumbo dengan massa 120 gram (Anonim, 2008). Indomie memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Indonesia. Indomie pun selalu berusaha memenuhi keinginan konsumen yang semakin banyak, terbukti dengan semakin bertambahnya variasi produk Indomie, mulai dari mie goreng, mie soup, mie regional (mie dengan variasi rasa sesuai dengan masakan tradisional daerah-daerah Indonesia), mie premium, serta mie jumbo. Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 900,- ( Anonim, 2008).

Indomie merupakan merek andalan Indofood. Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah mie instan itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan). Dalam Top Brand Index (TBI) periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama dengan TBI berturut-turut 65,8% , 66,5% , dan 71,4% pada tahun 2006, 2007, dan 2008 (David, S.S., 2008, Majalah Marketing-Edisi Khusus TOP BRAND).

Keberhasilan Indomie terus bercokol di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:
a). Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product).
b). Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)
c). Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)


Referensi :
http://haryadhaagustian.wordpress.com/2009/05/31/strategi-indomie-merajai-pasar-mie-instant/

Senin, 26 Oktober 2009

Sepakbola dan Bisnis


Sepakbola dan bisnis, dua hal yang sepertinya sudah tidak dapat dipisahkan lagi, sekarang klub sepakbola, terutama klub-klub kelas dunia seolah sudah menjadi magnet yang sangat besar bagi para investor-investor kaya dari berbagai belahan dunia. Klub sepakbola sudah di ibaratkan sebagai sebuah perusahaan yang dapat mendatangkan keuntungan bisnis yang sangat menggiurkan. Aset yang dimiliki oleh sebuah klub sepak bola berupa pemain, stadion, training ground, brand, serta merchendise klub.

Sebagai contoh mari kita lihat bagaimana Real Madrid di bawah pimpinan seorang pemilik perusahaan konstruksi terbesar kedua di dunia, ACS, bernama Florentino Perez yang menghabiskan uang sekitar 252 juta euro (Rp 3,6 triliun) untuk mendatangkan pemain-pemain kelas dunia semacam Cristiano Ronaldo, Kaka, Karim Benzema, Xabi Alonso, Alvaro Arbeloa dan Esteban Granero untuk membentuk Los Galacticos Jilid 2. Sebagian besar orang mungkin akan terhenyak dan bertanya-tanya, dari mana Florentino Perez mendapatkan uang sebanyak itu ? Angka sebesar itu mungkin cukup untuk memperbaiki berbagai infrastruktur yang hancur di Sumatera Barat akibat gempa berkekuatan 7,6 skala richter.

Dari segi sepakbola mungkin sebagian besar pengamat banyak yang mencibir kebijakan transfer market madrid. Pasalnya disaat krisis ekonomi seperti sekarang ini, klub raksasa spanyol itu malah belanja gila-gilaan, terutama yang dikeluarkan Florentino Perez untuk membajak Kaka dari AC Milan seharga 65 juta euro (900 miliar) dan Cristiano Ronaldo yang dibeli seharga 94 juta euro (1,3 triliun) dari Manchester United yang menjadikannya pemain termahal di dunia saat ini. Perez begitu berani membeli pemain dengan harga selangit, tapi baginya harga seolah tak menjadi masalah asalkan dapat mendatangkan pemain-pemain tebaik dunia ke Madrid. Menurut Telegraph Perez berhasil mendapatkan pinjaman dana sekitar 250 juta euro dari bank La Caixa untuk kebutuhan transfer mereka.

Akan tetapi jika dilihat dari kacamata bisnis pembelian para pemain diatas diyakini dapat mendatangkan keuntungkan, terutama Kaka dan Christiano Ronaldo. Kita semua tahu Sumber utama pemasukan sebuah klub sepakbola professional adalah dari tiket masuk, fee dari hak siar dan sponsor, merchendise, tur pramusim dan hasil menjual pemain. Buat Madrid Kaka dan C. Ronaldo adalah aset paling berharga, keduanya megabintang dan superstar dunia sepakbola, karismatik, dianugerahi wajah yang rupawan, kemampuannya pun tak perlu diragukan lagi dan sama-sama pernah menyandang pemain terbaik dunia. Keduanya diyakini bisa mendongkrak prestasi Madrid dan meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan merchendise. Selain itu Kaka dan Ronaldo beserta peman bintang lainnya bisa dijadikan alasan untuk menaikkan harga tiket pertandingan.

Menurut hitung-hitungan yang dilakukan Profesor Simon Chadwick seperti dilansir Telegraph sebagian dari total dana 159 juta euro yang dikucurkan madri untuk membeli kedua pemain tersebut dapat kembali hanya dalam waktu setahun. Kaka dan Ronaldo akan membuat Madrid menghabiskan 94 juta euro, plus pajak 12 juta euro per musim, selama enam tahun masa kontrak kedua pemain itu. Selain itu penjualan merchendise dari keduanya dapat menghasilkan 123 juta euro dalam satu musim saja. Bayangkan bila kedua pemain tersebut tetap di Real Madrid hingga masa kontraknya habis, pendapatan Madrid dari merchendise selama enam tahun kedepan akan mencapai 738 juta euro. Ingat itu baru dari Kaka dan Ronaldo saja, belum termasuk penjualan merchendise pemain lainnya. belum lagi ditambah pendapatan yang diperoleh dari tiket pertandingan, hak siar, tur pramusim, sponsor dan menjual pemain. Artinya Madrid tidak perlu menunggu sampai kontrak para pemain bintangnya selesai untuk mencapai titik impas dari investasi besar yang sudah dikeluarkannya.

Perez sendiri bahkan pernah menegaskan "Pemain termahal se ringkali yang termurah". Ya, jika kita melihat keuntungan besar yang dapat dihasilkan dari kedua pemain tersebut tentu harga 159 juta euro yang dikeluarkan Perez untuk memboyong Kaka dan CR9 terlihat begitu rendah bukan!!!

Minggu, 25 Oktober 2009

Segmentasi Manfaat Beberapa Jenis Produk

1. Ekonomis (Harga murah)

• Produk : Air mineral 600 ml < Rp 1.000 • Demografis : Keluarga besar • Perilaku : Pengguna berat • Psikografis : Orang hemat • Produk : Sabun sehat keluarga 1 bks < Rp 2.000 • Demografis : Keluarga besar • Perilaku : Setia pada merk • Psikografis : Orang hemat • Produk : Detergen 700 g < Rp 10.000 • Demografis : Ibu rumah tangga • Perilaku : Pengguna berat • Psikografis : Orang hemat • Produk : Cairan pencuci piring ukuran sedang Rp 4.000 • Demografis : Ibu rumah tangga • Perilaku : Setia pada merk • Psikografis : Orang hemat • Produk : Minyak goreng 1 kg < Rp 10.000 • Demografis : Ibu rumah tangga • Perilaku : Pengguna berat • Psikografis : Orang hemat • Produk : Kopi 40 g < Rp 4.000 • Demografis : Dewasa • Perilaku : Pengguna berat • Psikografis : Orang hemat • Produk : Mie instant 1 bks < Rp 1.000 • Demografis : Keluarga besar • Perilaku : Pengguna berat • Psikografis : Orang hemat • Produk : Beras 22 L Rp 35.000 • Demografis : Keluarga besar • Perilaku : Pengguna sedang • Psikografis : Orang hemat • Produk : Sabun colek • Demografis : Ibu rumah tangga • Perilaku : Setia pada merk • Psikografis : Orang hemat • Produk : Shampo keluarga • Demografis : Keluarga besar • Perilaku : Setia pada merk • Psikografis : Orang hemat 2. Medis ( Kesehatan)

• Produk : Obat panu
• Demografis : Dewasa
• Perilaku : Pengguna ringan
• Psikografis : Penderita penyakit kulit

• Produk : Sirup obat batuk keluarga
• Demografis : Keluarga besar
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Keluarga yang mencemaskan kesehatan

• Produk : Pasat gigi
• Demografis : Keluarga besar
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Orang yang ingin sehat

• Produk : Cairan pencegah masuk angin
• Demografis : Semua umur
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Peduli kesehatan

• Produk : Minyak telon
• Demografis : Bayi & Anak-anak
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Mencemaskan kesehatan anak


• Produk : Obat sakit gigi
• Demografis : Keluarga besar
• Perilaku : pengguna sedang
• Psikografis : Orang peduli kesehatan

• Produk : Minuman ber energi
• Demografis : Dewasa
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Orang ingin selalu sehat

• Produk : Obat sakit mata
• Demografis : Semua umur
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Orang yang peduli kesehatan

• Produk : Pil penambah energi
• Demografis : Dewasa
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Orang ingin selalu sehat

• Produk : Obat pegal linu
• Demografis : Orang tua
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Peduli kesehatan

3. Kosmetik

• Produk : Lipstik
• Demografis : Wanita
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Peduli kecantikan

• Produk : Hand body
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Peduli kecantikan

• Produk : Eye shadow
• Demografis : Wanita
• Perilaku : Setia pada merk
• Psikografis : Peduli kecantikan

• Produk : Blush on
• Demografis : Wanita
• Perilaku : Pengguna sedang
• Psikografis : Peduli kecantikan

• Produk : Lulur
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Peduli kecantikan

• Produk : Vitamin rambut
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Peduli kecantikan & kesehatan rambut

• Produk : Pemutih gigi
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna sedang
• Psikografis : Perokok, dll

• Produk : Pembersih wajah
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Peduli kecantikan

• Produk : Deodorant
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Peduli kecantikan

• Produk : Minyak wangi
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Peduli kecantikan

4. Tahan Lama

• Produk : Dispenser
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Televisi
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Microwave
• Demografis : Ibu rumah tangga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Rice cooker
• Demografis : Ibu rumah tangga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Komputer
• Demografis : Mahasiswa
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : AC
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Kompor gas
• Demografis : Ibu rumah tangga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Printer
• Demografis : Pelajar & Mahasiswa
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Tape
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Kulkas
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

5. Kenyamanan

• Produk : Sepatu
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Tertarik
• Psikografis : Anak band

• Produk : Celana jeans
• Demografis : Dewasa
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Topi
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Tertarik
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Kemeja
• Demografis : Dewasa
• Perilaku : Tertarik
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Baju muslim
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : setia pada merk
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Pampers
• Demografis : Bayi & Anak-anak
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Pelindung anak-anak

• Produk : Sarung
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Kebutuhan beribadah

• Produk : Baju
• Demografis : Remaja
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Spring bed
• Demografis : Keluarga
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

• Produk : Celana dalam
• Demografis : Laki-laki
• Perilaku : Pengguna berat
• Psikografis : Gaya hidup

Senin, 28 September 2009

JENIS PRODUK DALAM PASAR MODAL

Pernahkah anda pergi ke pasar modal ? Ya, mungkin sebagian besar orang belum pernah ke pasar modal. Apa sich pasar modal itu ? Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor.
Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Pasar modal memberikan peluang kepada para investor untuk memilih investasi sesuai dengan tingkat toleransinya terhadap terhadap risiko. Seandainya tidak ada pasar modal, maka para pemodal mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka dalam sektor perbankan saja, selain alternatif investasi pada real assets. Selain hal tersebut masih banyak lagi daya tarik berinvestasi di pasar modal, yaitu tingkat likuiditas nya yang tinggi.
Pasar modal memiliki beberapa fungsi diantaranya :
1. Sumber dana jangka panjang
2. Alternatif investasi
3. Alat restrukturisasi modal perusahaan
4. Alat untuk melakukan disvestasi
Apa sich manfaat pasar modal terhadap suatu perekonomian ? Keberadaan pasar modal menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Manfaatnya antara lain :
1. Sebagai sumber modal bagi para pengusaha
2. Sebagai tempat untuk menanamkan modal bagi para investor
3. Sebagai alat yang dapat digunakan pemerintah untuk mengatur kegiatan ekonomi
4. Sebagai sarana untuk mengetahui baik buruknya perusahaan da lain-lain
Bagaimana cara kita memperoleh modal di pasar modal ? atau bagaiamana cara kita berinvestasi si pasar modal ? Jawabannya mudah, untuk dapat memperoleh dana atau berinvestasi di pasar modal, kita dapat menggunakan beberapa macam produk (instrumen) pasar modal, antara lain :
1. Surat pengakuan utang
2. Surat berharga komersial
3. Saham
4. Obligasi
5. Tanda bukti utang
6. Kontrak berjangka atas efek
7. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif
8. Setiap turunan dari saham/obligasi
Dari beberapa instrumen tersebut, yang paling sering diperjualbelikan adalah saham, obligasi, dan produk turunan dari saham/obligasi yaitu waran dan right.
• Saham adalah surat bukti ikut andil dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT). Saham yang diperjualbelikan di pasar modal dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Saham biasa (common stock) adalah saham yang tidak mempunyai keistimewaan tertentu.
b. Saham istimewa (preferent stock) adalah saham yang mempunyai keistimewaan tertentu, seperti : didahulukan dalam pembagian deviden, deviden tetap, deviden kumulatif, dan lain-lain
• Obligasi adalah surat bukti ikut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi (emiten). Jika kita membeli obligasi, maka kita akan mendapatkan bunga tetap yang disebut kupon
• Obligasi konversi adalah obligasi yang ditukarkan dengan saham
• Right adalah hak yang dimiliki oleh pemegang saham untuk membeli saham baru yang diterbitkan oleh emiten.
• Waran adalah hak yang dimiliki oleh pemegang saham untuk membeli saham atau obligasi dalam waktu tertentu dengan harga tertentu.
Bagaimana perhitungan jual beli saham ? Jika kita akan membeli atau menjual saham, maka kita akan menghitung berapa harga saham yang akan dibayar atau berapa harga saham yang akan diterima. Dalam jual-beli saham ada beberapa biaya yang harus dibayar oleh pembeli atau penjual saham. Biaya tersebut antara lain :
a. Biaya komisi yang harus dibayar kepada anggota bursa maksimum 1% dari nilai transaksi
b. PPN 10% dari komisi yang dibayarkan kepada anggota bursa
c. Pajak transaksi 0.1% dari nilai transaksi (untuk penjual saham)
Berikut ini akan saya terangkan contoh perhitungan jual-beli saham :
Contoh pembelian saham :
Pak Naruto ingin membeli saham PT KONOHA sebanyak 10 lot (5000 lembar) dengan harga Rp 2.500/lembar. Berapa harga saham yang harus dibayar Pak Naruto!
Jawab:
Harga beli saham = 5000 X Rp 2.500 = Rp 12.500.000
Komisi broker (misal 0.2%) = 0.2% X Rp 12.500.000 = Rp 25.000
PPN = 10% X Rp 25.000 = Rp 2.500
Biaya pembelian saham (misal) = Rp 30.000
Jumlah yang harus dibayar = Rp 12.442.500

Contoh Penjualan Saham :
PT AKATSUKI menjual sahamnya sebanyak 10 lot (5000 lembar) dengan harga Rp 3000/lembar. Berapa harga saham yang diterima PT AKATSUKI!
Jawab :
Harga jual saham = 5000 X Rp 3000 = Rp 15.000.000
Komisi broker (misal 0.3%) = 0.3% X Rp 15.000.000 = Rp 45.000
Pajak penjualan = 10% X Rp 45.000 = Rp 4.500
Pajak transaksi = 0.1 X Rp 15.000.000 = Rp 15.000
Biaya penjualan saham (misal) = Rp 30.000
Jumlah biaya = Rp 94.500
Jumlah yang diterima = Rp 14.905.500



Referensi :

- IDX (Indonesia Stock Exchange) Edukasi »Mengenal Pasar Modal
- http://organisasi.org/pengertian-arti-definisi-pasar-modal-penjelasan-dasar- mengenai-investasi-perdagangan-pasar-modal-indonesia





Nama : Muhammad Hapriansyah
Kelas : 3EA06
Npm : 10207744