Pages

Senin, 11 Oktober 2010

Budaya Kerja Perusahaan NetApp (Perusahaan Terbaik untuk Bekerja Tahun 2009 Versi Majalah Fortune)


NetApp adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, perusahaan ini didirikan pada tahun 1992. pada tahun 2009 perusahaan ini berhasil memuncaki daftar pertama dalam 100 Best Companies to Work For versi Majalah Fortune, menyingkirkan Google yang pada tahun sebelumnya ada pada peringkat pertama. Dengan jumlah karyawan FullTime (FTE) 5300, NetApp mampu membukukan revenue lebih dari 3 milyar USD (sekitar 30 trilyun). Perhatian pada lingkungan dan budaya kerja yang unggul membantu NetApp berada di peringkat teratas daftar 100 perusahaan tempat kerja terbaik tahun 2009.

Komunikasi yang selaras. Kemampuan untuk berkomunikasi yang efektif adalah salah satu kunci keberhasilan NetApp. Setiap karyawan mendapatkan informasi secara baik mengenai perubahan maupun proyeksi secara periodik dari para manajer senior. Kit komunikasi berupa “Komunikasi efektif selama masa sulit” dikembangkan untuk menjadi sumber bagi para leader dan manajer. Dengan kit komunikasi ini, sebagai sumber untuk menjawab pertanyaan karyawan atau stakeholder, bagaimana melibatkan karyawan pada masa sulit dan merespons bersama untuk menghasilkan keputusan terbaik. Tujuannya agar karyawan merasa dilibatkan, didukung dalam memperoleh performa terbaik, serta mendapatkan pengertian dalam berbagai situasi bisnis.
Kesederhanaan dan Kepercayaan. Ditiadakannya birokrasi berlebihan menyebabkan informasi mengalir lancar, input dan feedback diperoleh secara efektif, kesempatan inovasi, serta keputusan dapat diambil pada waktu tepat. Salah satu karyawan NetApp mengatakannya sebagai berikut : “ Hal yang paling mengesankan di sini adalah budaya pintu terbuka. Saya dapat dengan mudah menghubungi engineer dengan problem teknis, atau staff pemasaran produk dengan membawa ide baru serta siapapun di manajemen dengan segala pertanyaan. Perusahaan ini telah menghindari politik dan menghilangkan imperium kekuasaan serta memperkuat lingkungan kerja dimana kerjasama sangat diharapkan dan dihargai”. Hal yang sangat impresif bukan, jika karyawan anda mengatakan hal ini di luar?
Merekrut dan menghargai yang terbaik. Untuk mendukung kontribusi karyawan, berbagai program dijalankan antara lain SHARE program, program insentif bagi karyawan yang berbagi pengetahuan (knowledge-sharing), TCE program, sebuah pengakuan perusahaan bagi karyawan atau tim kerja yang membuat perbedaan dan memberi pengaruh positif di hadapan customer perusahaan, serta NetApp patent program, sebuah insentif bagi karyawan pemegang paten senilai antara 5000 USD s/d 15000 USD. Selama tahun 2008, lebih dari 1 juta USD telah diberikan kepada 534 karyawan melalui patent reward program.
Kesempatan untuk belajar. Sepanjang tahun 2008, lebih dari 26000 jam pelatihan diberikan.Setiap karyawan mesti melakukan inisiatif, melakukan self-assessment, mencari pelatih dan mentor, dan aktif mendaftarkan dalam berbagai program pelatihan. Komentar karyawan netApp : “ ..saya sebenarnya hanya seorang administrative assistant, tetapi manajer saya mendorong saya untuk selalu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan untuk apa yang akan saya kerjakan dimasa depan. Saya pernah dikirim ke Virginia untuk mempelajari suatu platform website/produk software bersama tim lainnya sehingga kami dapat meningkatkan kualitas website internal kami. Ini benar-benar suatu kesempatan berharga dalam mempelajari hal yang baru, dan saya punya kesempatan untuk mengembangkan sayap kecil saya serta memimpin suatu tim..wow”
Menghormati kontribusi karyawan. Mengenai kontribusi karyawan, gambaran dari karyawan netApp sangat merefleksikan apa kontribusi itu sebenarnya : “..Atmosfir kerja begitu positif, kreatif dan mendorong orang untuk bekerja lebih. Tak satupun yang memperhatikan saya harus di meja kerja atau memberi wajah aneh ketika saya pulang tepat waktu. Yang penting adalah tentang kinerja, dan pencapaian sasaran. Saya bangga bekerja disini”
Melihat kenyataan diatas, tak heran bila NetApp menjadi perusahaan terbaik sebagai tempat bekerja di tahun 2009, karena perusahaan ini memiliki lingkungan dan bekerja yang sangat mendukung, sehingga karyawannya bisa memberikan kontribusi yang optimal. Oleh karena itu tidak ada salahnya bila perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan konsep budaya bekerja seperti yang dimiliki oleh NetApp, karena budaya kerja yang mereka terapkan sangat baik, dan pantas untuk dicontoh

Referensi :
http://ilmusdm.wordpress.com/2009/08/24/belajar-dari-perusahaan-tempat-kerja-terbaik-2009/
http://www.managementfile.com/column.php?sub=hr&id=1122&page=hr

Senin, 04 Oktober 2010

Adat Istiadat Sunda (Upacara Adat Perkawinan)




Suku Sunda merupakan suku yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Suku Sunda adalah salah satu suku yang memiliki berbagai macam Adat istiadat. Sampai saat ini suku Sunda masih memelihara dan menghormati Adat istiadat yang diwariskan leluhurnya. Salah satunya adalah Adat istiadat dalam upacara perkawinan.

Upacara perkawinan dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam agama Islam, dan adat ketentuan tersebut adalah :
* Adanya keinginan dari kedua calon mempelai tanpa ada paksaan
* Harus ada wali nikah, yaitu ayah dari calon mempelai perempuan atau wakilnya yang sah
* Ada ijab Kabul, saksi, dan, mas kawin
* Akad nikah dipimpin seorang Penghulu atau Naib, yaitu pejabat Kantor Urusan Agama.

Sehari sebelum acara perkawinan dimulai, dilakukan terlebih dahulu acara siraman terhadap kedua calon mempelai (secara terpisah) oleh kedua orang tua calon mempelai. Acara ini meliputi kegiatan; mandi kembang, berjalan diatas tujuh helai kain samping dan pengajian sebagai ugkapan permohonan keselamatan. Acara siraman ini dimaksudkan sebagai tanda kasih sayang orang tua yang terakhir khususnya dalam memandikannya karena setelah berkeluarga diserahkan kepada masing-masing. Acara sebelum hari pokok ini hampir sama untuk setiap daerahnya, baik acara Penganten jawa atau bahkan Sumatera.

Upacara akad nikah biasanya dilaksanakan di Mesjid atau dirumah mempelai wanita. Adapun pelaksanaannya adalah kedua mempelai duduk bersanding diapit oleh orang tua kedua mempelai, mereka duduk berhadapan dengan penghulu yang di kanan kirinya didampingi oleh 2 orang saksi dan para undangan duduk berkeliling. Yang mengawinkan harus wali dari mempelai perempuan atau mewakilkan kepada penghulu. Kalimat menikahkan dari penghulu disebut ijab, sedang sambutan dari mempelai pria disebut qobul (kabul). Setelah dilakukan ijab-qobul dengan baik selanjutnya mempelai pria membacakan talek, yang bermakna ‘janji’ dan menandatangani surat nikah. Upacara diakhiri dengan penyerahan mas kawin dari mempelai pria kepada mempelai wanita.

Setelah akad nikah selesai dilaksanakan, bagian-bagian acara adat yang biasa dilaksanakan meliputi; nincak endog (menginjak telur) yang maksudnya adalah bahwa si mempelai penganten itu akan memulai malam pertamanya dengan indah. Ketika melaksanakan malam pertama itu, si penganten harus benar-benar hati-hati dan tidak “grasa-grusu”, sehingga nantinya menghasilkan yang baik. Nincak elekan (menginjak semacam bamboo yang biasa dibuat suling) maksudnya hamper sama. Hanya saja ini disimbolkan kepada “wanita”, sedangkan telor, lebih disimbolkan kepada laki-laki.

Selanjutnya, Meuleum Harupat (membakar segenggam yang berisi tujuh buah potongan lidi), maksudnya adalah membuang atau membakar sifat-sifat jelek yang ada pada diri manusia, seperti : iri, dengki, mudah tersinggung, pemarah, kikir, tamak dan sombong. Kemudian, Meupeuskeun kendi (memecahkan kendi), yang maknanya sama dengan akan melepasnya masa bujang dan gadis pada malam pertama.

Setelah itu acara sawer, yaitu melemparkan barang-barang seperti, beras kuning, permen, dan uang recehan seraya dibarengi lagu-lagu yang berisi pepatah bagi pengantin. Beras kuning, permen dan uang recehan adalah symbol keduniaan yang harus dicari oleh khususnya pihak laki-laki dan dipelihara oleh pihak wanita (istri).

Setelah sawer kemudian dilakukan acara buka panto (buka pintu) yang dimaksudkan pembelajaran kepada pengantin dalam hal tata krama di rumah antara suami dan isteri.

Akhir dari acara adat pengantin sunda adalah acara “huap lingkung” yang berisi saling menyuapi dengan air minum, nasi kuning dan pabetot-betot bakakak (saling menarik ayam panggang) bagi yang dapat bagian terbesar dari ayam tersebut adalah pertanda akan mendapat rezeki yang banyak (jikalau diusahakan dengan baik). Pada acara huap lingkung inipun, dilakukan huap deudeuh dan huap geugeut yang artinya saling memberi sebagai tanda kasih sayang.

Setelah hal-hal diatas selesai dilakukan, barulah acara hiburan seperti, organ tunggal, jaipongan, dangdutan, wayang golek, dan lainnya mulai digelar. Hiburan tersebut biasanya dilakukan sambil mengiringi para tamu undangan menyantap makanannya. Acara hiburan tersebut mungkin adalah acara yang paling ditunggu oleh para hadirin dan masyarakat sekitarnya yang memang sengaja datang untuk menyaksikan acara hiburan tersebut.

Akan tetapi, tidak semua acara perkawinan di suku Sunda dilakukan secara adat, Pernikahan adat Sunda saat ini sudah lebih disederhanakan, sebagai akibat percampuran dengan ketentuan syariat Islam dan nilai-nilai kesederhanaan, atau bagi mereka yang keadaan eknominya kurang memadai pasti tidak akan melakukan adat pernikahan yang bertele-tele seperti diatas, karena jika kita lihat dari proses yang dilakukan dari sebelum dimulainya akad nikah sampai setelah akad nikah, mungkin tidak memerlukan biaya yang sedikit. Selain itu perlu diketahui juga bahwa acara adat tersebut bukan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap masyarakat suku Sunda, karena acara adat tersebut hanya sekedar acara tambahan dan hiburan.

Referensi :
http://nanpunya.wordpress.com/2009/02/25/upacara-adat-sunda/
http://oerangtasik.byethost3.com/?p=36