Pages

Minggu, 18 April 2010

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

proposisi, menurut seorang ahli bahasa, adalah bongkahan-bongkahan makna yang ada dalam suatu tuturan. Proposisi merupakan ungkapan lahiriah dari putusan. Sebagai ungkapan lahiriah dari putusan proposisi itu selalu terdiri dari rangkaian kata-kata yang berfungsi sebagai subjek dan predikat. Hubungan antar subjek dan predikat ini senantiasa berbentuk pengakuan atau pengingkaran semata tentang sesuatu yang lain.

Term yaitu kata atau kelompok kata yang berfungsi sebagai S atau P. Kata atau kelompok kata yang tidak dapat berfungsi sebagai S atau P dalam pengertian logika bukan merupakan term. Dengan demikian, term terdiri atas kata atau kelompok kata, tetapi tidak semua kata atau kelompok kata berfungsi sebagai term.

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Silogisme terdiri dari; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif.
Macam-macam silogisme :
1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Sapi termasuk mamalia. Jadi, Sapi : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain.

2. Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh silogisme hipotesis

My : Jika tidak ada buku saya sangat kesulitan untuk belajar
Mn : Buku tidak ada
K : Jadi, saya akan kesulitan untuk belajar

3. Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh silogisme alternatif :

My : Harimau berada di dalam kandang atau di luar kandang
Mn : Harimau berada di luar kandang
K : Jadi, Harimau tidak berada di dalam kandang

4. Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh entimen :

Dia mendapat hadiah karena berprestasi baik
Anda mendapat hadiah karena anda berprestasi baik


Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://Macam-MacamSilogisme « Loveyuli's Blog.htm
http://penalaran-deduktif-dan-induktif.html
http://Proposisi (Bahasa Indonesia-2) « Oki Goes Blog ' Langkahku di Dunia IT '.htm
http://silogisme.html
http://Tugas Penalaran deduktif Warta Warga.htm

0 komentar:

Posting Komentar