Pages

Senin, 19 April 2010

PRA PENULISAN ILMIAH

A. Hakikat Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.

B. Sumber Masalah
Sumber masalah adalah sumber-sumber yang dari padanya bisa diangkat atau ditarik sesuatu masalah yang tepat untuk diteliti. Dalam hal ini, seseorang dituntut komitmen dan tanggungjawabnya yang sungguh-sungguh untuk memilih masalah yang benar-benar berarti secara akademis, untuk itu mungkin akan menuntuk banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan mungkin juga dana.

C. Teknik merumuskan masalah
Setiap penelitian harus mempunyai satu masalah pokok. Masalah pokok ini dapat dikembangkan menjadi beberapa masalah khusus. Rumusan masalah dapat dikemukakan dengan tiga cara, yaitu: dengan kalimat tanya, dengan kalimat pernyataan, misalnya: dengan kalimat pernyataan yang dipertegas dengan kalimat tanya, misalnya:

D. Membuat Hipotesis yang Baik
Setelah peneliti merumuskan permasalah dan melakukan kajian teori yang relevan dengan permasalahan secara mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah selanjutnya ialah merumuskan hipotesis.

Secara etimologi, hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu ‘hypo” yang berarti lemah dan “thesis” yang berarti pernyataan. Hipotesis berarti sebuah pernyataan yang lemah, atau kesimpulan yang belum final, masih harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Menurut Kerlinger (2004:30) hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Donal Ary, et. al (1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu:
a. Hipotesis yang baik menunjukan bahwa peneliti memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.
b. Dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan proses interprestasinya.

Secara fungsional hipotesis penelitian sangat penting dan apabila dinyatakan dengan tepat dan teliti, maka jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk analisis. Dengan adanya hipotesis, akan mempermudah bagi peneliti dalam mencari pemecahan permasalahan atas dasar pernyataan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, hipotesis harus selalu ada. Sedangkan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif biasanya tidak terdapat hipotesis.

Menurut Dahlan(2004) ada 5 tahapan tahapan yang harus diperhatikan dalam menentukan uji hipotesis yang tepat dalam melalukan pengolahan data penelitian.
1. Skala pengukuran
Ada 4 jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal (bertingkat), interval, rasio nominal dan ordinal masuk ke dalam katagorikal atau non parametrik, sedangkan interval dan rasio masuk ke dalam non katagorikal atau parametrik atau numerik
Biasanya bidang ilmu keperawatan/kesehatan banyak menggunakan skala pengukuran non parametrik atau katagorikal berupa nominal dan ordinal
2. Jenis hipotesis
Ada 2 jenis hipotesis yaitu :
a. komparatif (perbedaaan) / asosiatif (hubungan)
asosiatif dibagi menjadi 2 yaitu asosiatif simetris dan asosiatif kausal
contoh asosiatif simetris : “Adakah perbedaan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam komunikasi terapeutik ?
Contoh asosiatif kausal : “Adakah pengaruh mobilisasi terhadap proses penyembuhan luka?
b. korelatif, contoh “Berapa korelasi atau hubungan antara tingkat kepercayaan terhadap
perubahan perilaku ?”
3. Jumlah kelompok (satu kelompok atau lebih)
4. Berpasangan atau tidaknya responden
5. Tabel silang (baris X kolom) biasanya disingkat B X K
6. Uji parametrik atau non parametrik

E. Ciri – ciri Hipotesis yang Baik
1. Dinyatakan dalam kalimat yang tegas
- Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (jelas)
- Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas karyawan (tidak jelas)
2. Dapat diuji secara alamiah
- Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (dapat diuji)
- Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak (Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia)
3. Dasar dalam merumuskan hipotesis kuat
- Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat yaitu teori permintaan dan penawaran)
- Uang saku memiliki pengaruh yang signifikant terhadap jam belajar mahasiswa. (tidak memiliki dasar kuat)

Menurut West (1977:26) suatu hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri:
1. Bisa diterima dengan akal sehat;
2. Konsisten dengan teori dan fakta yang telah diketahui;
3. Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji dan ditemukan salah benarnya;
4. Dinyatakan dalam perumusan yang sederhana dan jelas.
5. Harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.


Referensi :

bagus.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../Metode+Penelitian-3%2B4.ppt - Mirip
element.indonusa.ac.id/mod/resource/view.php?id=23597
http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/pemilihan-topik-latar-belakang-dan-perumusan-masalah/
http://www.google.co.id/#hl=id&q=pengertian+sumber+masalah+dalam+penulisan+ilmiah&meta=&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=983862b504061180
http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2008/08/sumber-sumber-masalah-penelitian.html
http://www.fkep.unpad.ac.id/proses-belajar-mengajar/cara-cepat-menentukan-uji-hipotesis-penelitian.html/comment-page-1

0 komentar:

Posting Komentar